Senin, 15 Desember 2008

Andai Waktu (Oppie, 28 desember 1999, Biru, Hitam, Merah, Kesumba)

Maafkan aku untuk keplin-plananku ini
Aku sendiri bingung, (aku perempuan yang kadang
tak punya sikap).
Maafkan aku atas kebekuan hati ini.
Aku sendiri tak kuasa menerjemahkannya
dalam sebuah kejujuran, atau mungkin aku cukup
bahagia dengan permainan ini.
Maafkan aku atas kehambaran sikapku ketika kau
beri aku bunga.
Aku sendiri terlalu malu untuk menyadarinya, terlalu
tolol untuk menjadi perempuan dewasa (aku tak
tau harus bagaimana)
Maafkan aku karna tak kubiarkan lepas kejujuran ini.
Aku sendiri takut tak terkendali, otakku buntu,
dan aku butuh perpanjangan waktu, butuh waktu
menjadi berhenti sejenak, kosong...
Maafkan aku karna terlalu bodoh memaknai tatapan
dan getaran itu... (semoga aku tak salah, atau
sebaliknya aku salah?!)
Maafkan aku yang lancang menjadikanmu kekasih
dalam khayalanku, mimpikanmu, rindukanmu...
Wahai kau..., kirimi lagi aku bunga mataharimu,
bawakan lagi aku coklat Hollandmu, harumi lagi
bantal gulingku dengan wangi pinus yang temani
mimpiku, tanyakanlah lagi penyakit maagku.
Kalau saja waktu bisa mundur dan bisa mengulang
semua itu.
Ah, aku kan memang perempuan tolol yang gila
karna sepi, perempuan yang berhati batu, atau...
penakut...?!!

Tidak ada komentar: